Mengacu pada penggunaan digital teknologi untuk mendistribusikan proyek film . Sebuah film bisa didistribusikan melalui hard drive, optical disk (misalnya DVD) atau satelit dan diproyeksikan menggunakan proyektor digital bukan menggunakan proyektor film. Kalau zaman dahulu saat masih cara tradisional, film yang ditembak di film dan diproyeksikan dengan film. Kalau di waktu dilakukan dengan kamera digital dan proyektor digital. Karena sejumlah besar data dalam aplikasi data kompresi ini daerah akan diperlukan. Berbeda dengan Elektronik Cinema, yang menggunakan digitalisasi film untuk pathes komersialisasi baru, Digital Cinema hanya menggantikan rantai film dari akuisisi ke teater film itu Digital Cinema. Sinema digital berbeda dari HDTV atau televisi high definition. Sinema digital tidak bergantung pada penggunaan televisi atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai.
Dalam penayangan digital cinema, diperlukan proyektor yang berbeda dengan proyektor untuk menayangkan sinema konvensional. Terdapat dua jenis proyektor yang dapat digunakan untuk menayangkan digital cinema, yaitu proyektor DLP dan DCI. Proyektor DLP memiliki resolusi 1280×1024. Sedangkan proyektor DCI memiliki dua jenisnya, yaitu dengan resolusi 2.2 MP dan 8.85 MP. Pada proses pasca produksi, negatif film pada kamera asli dibuat menjadi format digital pada pemindai resolusi tinggi. Dengan teknologi digital, data dari kamera gambar bergerak bisa diubah menjadi format berkas gambar yang enak dan bisa untuk ditonton. Semua berkas gambar dapat dikoreksi agar cocok dengan daftar edit yang dibuat oleh editor film. Hasil akhir proses pasca produksi adalah penengah digital yang digunakan untuk memindahkan rekaman gambar bergerak pada film ke sinema digital. Semua suara, gambar, dan elemen data produksi yang telah lengkap dapat dipasang pada pusat distribusi sinema digital yang berisi semua material digital yang harus ditayangkan nanti. Gambar dan suara kemudian dikemas dengan bentuk Digital Cinema Package atau DCP.
Persyaratan dalam kompresi data untuk Digital Cinema mencakup kisaran dinamis tinggi, ruang warna yang berbeda, resolusi gambar tertinggi, kualitas kompresi terbaik termasuk kompresi lossless. Dengan Motion JPEG2000 parameter berikut di Digital Cinema yang mungkin, namun tidak terbatas pada:
- Resolusi 8192x8192 pixel
- Colorspace: sRGB, sRGB-YCC
- Jumlah komponen warna: 3-4 (misalnya RGBA)
- Bitdepth: 10-6 Bit/komponen warna
- Pixel Sampling: 4:02:02-04:04:04
Dengan adanya teknologi digital ini, biaya pembuatan film menjadi sangat murah. Sinema digital dapat dibuat dengan menggunakan kamera Betacam SP dengan kemampuan merekam hingga 30 menit. Sinema digital juga dapat dibuat dengan Digital Video atau Digital Beta dengan biaya 400 ribu rupiah, Digital video mampu merekam gambar hingga 180 menit. Jika dibandingkan dengan sinema seluloid, pembuatan film dengan teknologi digital bisa menekan biaya hingga 500 juta rupiah. Karena sinema digital tidak perlu melalui proses printing atau blow up. Dengan menggunakan digital cinema, biaya yang diperlukan untuk melakukan proses encoding sebesar 5 juta rupiah.
0 komentar:
Posting Komentar