Senin, 18 Oktober 2010

CINEMA DIGITAL

Diposting oleh ZegyVioletaP di 06.50 0 komentar

Mengacu pada penggunaan digital teknologi untuk mendistribusikan proyek film . Sebuah film bisa didistribusikan melalui hard drive, optical disk (misalnya DVD) atau satelit dan diproyeksikan menggunakan proyektor digital bukan menggunakan proyektor film.  Kalau zaman dahulu saat masih cara tradisional, film yang ditembak di film dan diproyeksikan dengan film. Kalau di waktu dilakukan dengan kamera digital dan proyektor digital. Karena sejumlah besar data dalam aplikasi data kompresi ini daerah akan diperlukan. Berbeda dengan Elektronik Cinema, yang menggunakan digitalisasi film untuk pathes komersialisasi baru, Digital Cinema hanya menggantikan rantai film dari akuisisi ke teater film itu Digital Cinema. Sinema digital berbeda dari HDTV atau televisi high definition. Sinema digital tidak bergantung pada penggunaan televisi atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai. 

Dalam penayangan digital cinema, diperlukan proyektor yang berbeda dengan proyektor untuk menayangkan sinema konvensional. Terdapat dua jenis proyektor yang dapat digunakan untuk menayangkan digital cinema, yaitu proyektor DLP dan DCI. Proyektor DLP memiliki resolusi 1280×1024. Sedangkan proyektor DCI memiliki dua jenisnya, yaitu dengan resolusi 2.2 MP dan 8.85 MP.  Pada proses pasca produksi, negatif film pada kamera asli dibuat menjadi format digital pada pemindai resolusi tinggi. Dengan teknologi digital, data dari kamera gambar bergerak bisa diubah menjadi format berkas gambar yang enak dan bisa untuk ditonton. Semua berkas gambar dapat dikoreksi agar cocok dengan daftar edit yang dibuat oleh editor film. Hasil akhir proses pasca produksi adalah penengah digital yang digunakan untuk memindahkan rekaman gambar bergerak pada film ke sinema digital. Semua suara, gambar, dan elemen data produksi yang telah lengkap dapat dipasang pada pusat distribusi sinema digital yang berisi semua material digital yang harus ditayangkan nanti. Gambar dan suara kemudian dikemas dengan bentuk Digital Cinema Package atau DCP. 

Persyaratan dalam kompresi data untuk Digital Cinema mencakup kisaran dinamis tinggi, ruang warna yang berbeda, resolusi gambar tertinggi, kualitas kompresi terbaik termasuk kompresi lossless. Dengan Motion JPEG2000 parameter berikut di Digital Cinema yang mungkin, namun tidak terbatas pada:
  • Resolusi 8192x8192 pixel
  • Colorspace: sRGB, sRGB-YCC
  • Jumlah komponen warna: 3-4 (misalnya RGBA)
  • Bitdepth: 10-6 Bit/komponen warna
  • Pixel Sampling: 4:02:02-04:04:04
Dengan adanya teknologi digital ini, biaya pembuatan film menjadi sangat murah. Sinema digital dapat dibuat dengan menggunakan kamera Betacam SP dengan kemampuan merekam hingga 30 menit. Sinema digital juga dapat dibuat dengan Digital Video atau Digital Beta dengan biaya 400 ribu rupiah, Digital video mampu merekam gambar hingga 180 menit. Jika dibandingkan dengan sinema seluloid, pembuatan film dengan teknologi digital bisa menekan biaya hingga 500 juta rupiah. Karena sinema digital tidak perlu melalui proses printing atau blow up. Dengan menggunakan digital cinema, biaya yang diperlukan untuk melakukan proses encoding sebesar 5 juta rupiah.

Minggu, 17 Oktober 2010

VIDEO GAME

Diposting oleh ZegyVioletaP di 09.50 0 komentar
Video Game mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar. Bahkan mungkin kita sendiri yang sering memainkannya. Video game adalah permainan yang menggunakan interaksi dengan antarmuka pengguna melalui gambar yang dihasilkan oleh sebuah piranti video. Permainan video pada dasarnya memberikan skor atau bonus-bonus yang akan dihitung berdasarkan tingkat keberhasilan yang kita capai dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ada di dalam permainan. Video game telah berkembang sedemikian pesatnya dalam lingkungan masyarakat saat ini. Bahkan telah dimainkan oleh semua kalangan umur dan profesi. Hal ini dikarenakan kecanggihan teknologi digital pada komputer yang dipadukan dengan artistic teknologi komputer itu sendiri. Video Game memugkinkan kita untuk berinteraksi dengan orang lain dalam dunia yang berbeda, yaitu dunia game. Berbeda dengan film dalam televisi yang hanya memungkinkan kita untuk melihat secara satu arah.

Sejarah dan perkembangan singkat tentang video game. Sejarah video game meliputi hampir lima dekade, namun game itu sendiri telah menjadi bagian dari budaya populer hanya pada tahun 70’an. Sekitar  1946-1947 ada sebuah permainan yang sangat sederhana, yang dirancang oleh Thomas T. Goldsmith Jr. dan Mann Ray ESTL. Simulasikan rudal mencapai target, tombol cocok memungkinkan untuk mengubah sudut tembakan proyektil dan kecepatannya. Pada tahun 1952 ia dipindahkan ke layar komputer noughts dan salib ', dan lima tahun kemudian, William Higinbotham menciptakan permainan yang disebut Tenis untuk Dua. Generasi Pertama Pada tahun 1966, video game mulai memasuki babak awal perkembangannya. Salah satu pembuatnya adalah Ralph Baer, teknisi di Sanders Associates. Usaha Baer akhirnya membuahkan hasil, ketika Magnafox menawarkan untuk bersama-sama menggarap mesin game rumahan. Konsol game Baer yang prototipenya diberi nama Brown Box, kemudian meluncur dengan nama Magnafox Odyssey (Mei 1972), berisi 16 game built-in yang dapat diganti-ganti dengan menggunakan sebuah switch. Pada tahun 1971, Pengusaha Nolan Bushnell (Bapak game dunia) mendesain Computer Space, mesin game koin (arcade) pertama di dunia. Selanjutnya, Bushnell membuat sebuah game simulasi ping pong yang diberi nama Pong, yang ternyata sangat populer di pasaran. Lalu, pada tahun 1978, Milton Bradley mengeluarkan handheld Microvision hasil desain Jay Smith. Perangkat game LCD itu merupakan sebagai cikal bakal kelahiran konsol genggam ini merupakan kombinasi antara home console berbasis cartridge dan bentuk portabel. Generasi Kedua Video game generasi kedua ditandai dengan kemunculan konsol Magnafox Odyssey 2, Intellivision, Vectrex, Coleco Vision, Atari 5200, dan konsol pertama Sega, SG-1000. Tahun 1982, mantan eksekutif Apple, Trip Hawkins mendirikan perusahaan software game bernama Electronic Arts (EA) yang kini dikenal dengan game berkualitas tinggi dan telah melahirkan game-game legendaris, seperti Pac-Man, Donkey Kongg (Nintendo), dan Space Invader. Sayangnya, generasi kedua ini berakhir dengan terpuruknya industri game karena semakin merosotnya angka penjualan game. Generasi Ketiga, terdapat bermcam-macam video game yang popular dan salah satu video game 8-bit yang paling sukses adalah Famicom (Family Computer) / Nintendo Entertainment System (NES) yang mulai dipasarkan tahun 1984. Game-game legendarisnya adalah Super Mario Bros, Donkey Kong, Legend of Zelda, dan Metroid. Kemudian, pada tahun 90-an adalah era grafis tiga dimensi (3D) yang benar dan penyebaran kartu suara dan CD-ROM, yang memberikan peluang baru bagi dunia game. Yang pertama kali muncul adalah FPS'y Wolfenstein 3D dan Doom. Pada 90-an popularitas game online seperti Quake, Counter-Strike atau Unreal Tournament sangat banyak digandrungi. Tapi karena penggunaan game komputer dan game konsol  menyebabkan penurunan popularitas mesin arcade, meskipun bunga besar masih simulator dan mesin lain, yang karena alasan teknis tidak dapat digunakan di rumah. Akhir abad kedua puluh, perkembangan yang pesat dari konsol portabel, terutama versi berikutnya dari Game Boy stasioner bajak: PlayStation, Nintendo 64, Sega Saturn. Abad ke-21 untuk pengembangan lebih lanjut dari game komputer dan permainan keenam (PlayStation 2, Game Cube, Xbox, Dreamcast) dan ketujuh (PLAYSTATION 3, Wii, Xbox 360) konsol generasi. Ada juga banyak perkembangan baru seperti kontroler Wii atau grafik 3D yang sangat baik pada PSP sebagai konsol portabel. Sekarang ini ukuran platform dari video game sangat  bermacam-macam ukurannya. Dari yang berukuran besar seperti komputer, yang lebih kecil seperti playstation, sampai yang bisa digenggam seperti playstation portable, dan permainan komputer yang khusus seperti mesin permainan arcade atau ding dong.










 

Extraodinary Bloggy Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review